Impian Yang Tertunda
Cerpen Karangan: Belinda SafitriKategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 10 November 2017
Di suatu desa terdapat seorang remaja perempuan yang sedang menekuni pendidikan di kelas 3 sma. Namanya Nia, dia terlahir dari keluarga yang pas-pasan, tak ada rumah mewah dan tak ada fasilitas lengkap yang dimilikinya. Dia cukup beruntung karena masih diizinkan bersekolah oleh orangtuanya, karena berhubung dia anak tunggal jadi dia satu-satunya yang diharapkan dapat mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik.
Nia adalah anak yang terbilang kurang pandai di sekolahnya, nilai-nilainya hampir dibawah rata-rata. Namun dibalik kekurangannya tersebut dia mempunyai suatu keterampilan yang mungkin jarang dimiliki oleh orang banyak yaitu menggambar. Disaat anak-anak seumurannya sedang sibuk shopping, dan jalan-jalan justru Nia menghabiskan waktunya dengan menggambar, dia paling suka menggambar sebuah desain baju muslim. Beruntung di rumahnya dia masih mempunyai mesin jahit tua peninggalan neneknya, jadi dia dapat mengaplikasikan apa yang sudah dia gambar menjadi sebuah pakaian. Model-model baju yang dihasilkan begitu indah, unik, dan rapi. Dia pun sering mendapat pujian dari orangtuanya dan juga dari tetangga dekat rumahnya. Hal inilah yang membuatnya berkeinginan untuk menjadi seorang perancang sekaligus desainer baju muslimah. Namun tak pernah dia sangka keinginannya ini mendapat perlawanan dari kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya lebih memilih Nia menjadi seorang dokter ataupun pegawai yang menurut orangtuanya lebih bagus dibandingkan menjadi seorang desainer. Namun lagi dan lagi Nia tak pernah putus asa untuk meraih impiannya.
Di tengah malam yang gelap dengan hawa angin yang bertiup kencang Nia menatap langit dengan penuh pengharapan tapi ada pula di benaknya rasa kepasrahan. Dia sangat berharap orangtuanya dapat mendukungnya menjadi seorang desainer, namun dia juga tidak ingin mengecewakan keinginan orangtuanya.
Sore hari dia baru saja menyelesaikan satu baju muslim rancangannya lagi, dan langsung diperlihatkan kepada orangtuanya, dan seperti biasa orangtuannya selalu memuji. Namun pujian ini bukan berarti pertanda bahwa mereka mengizinkan Nia untuk menjadi desainer.
Pada siang hari sepulang sekolah Nia duduk di depan sebuah butik pakaian muslim. Dia melanjutkan gambar baju muslim yang semalam belum ia selesaikan. Seketika itu keluarlah wanita muda pemilik butik melihat Nia. Dia melihat gambar Nia dan langsung memujinya, tak disangka wanita pemilik butik yang bernama Rere itu tertarik dengan gambar Nia dan menawarkan kepadanya untuk menjadi salah satu karyawan di butiknya. Raut muka gembira langsung memancar di wajah Nia, dia begitu senang bisa mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini. Sebelum menerima tawaran ibu Rere Nia terlebih dahulu menceritakan tentang kedua orangtuanya yang menentang cita-citanya ini, ibu Rere pun merasa kasihan kepada Nia, dan memberikan semangat serta motivasi kepada Nia untuk terus mengejar cita-citanya ini.
Setiap pulang sekolah Nia langsung pergi ke butik. Di sana dia tidak hanya menjadi seorang karyawan yang menggambar dan menjahit baju akan tetapi di sana juga ia mendapat banyak pengetahuan, dia diajari tentang teknik dalam merancang sebuah baju yang sebelumnya belum ia ketahui. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Nia tambah luas tentang mendesain baju.
Hasil desain baju dari Nia sangat disukai dan bahkan sangat ingin dimiliki oleh semua orang terutama pelanggan ibu Rere, desain bajunya ini sudah dijual dengan harga yang cukup mahal. Nia sangat bersyukur sekaligus sangat bangga. Ibu Rere pun juga sangat senang dan tidak menyangka atas prestasi yang dicapai Nia. Sebagai hadiah untuk Nia ibu Rere ingin memberikan modal kepada Nia dan bukan hanya itu ia mempercayakan kepada Nia untuk membuka cabang dari butik milik ibu Rere. Wajah sumringan sangat terlihat jelas, tetapi Nia ragu untuk menerima tawaran ibu rere, Nia takut apa yang akan dikatakan orangtuanya, karena sampai sekarang orangtuanya belum juga mengizinkan Nia untuk menjadi desainer
“kamu tidak perlu takut Nia, justru melalui cara inilah kamu buktikan kepada orangtuamu kalau kamu bisa sukses dengan menjadi desainer, intinya sekarang kamu harus meyakinkan orangtua kamu, dan tugas kamu sekarang adalah membahagiakan orangtua kamu dari hasil jerih payahmu sendiri” kata ibu rere
“terima kasih bu rere atas semua bantuan, dan motivasi yang ibu berikan kepada saya”. kata Nia
Bertepatan dengan hari peresmian butik yang dipercayakan kepada Nia, hari itu juga adalah pengumuman kelulusan Nia. Sungguh senang yang sangat mendalam dirasakan Nia pada hari itu. Orangtua Nia pun tidak menyangka atas karunia yang diperoleh putri tunggalnya hari itu. Sejak saat itu, orangtua Nia sangat mendukung karir Nia dalam bidang desainer.
Pada hari itu semua orang mengenal Nia, bukan sebagai anak SMA yang baru lulus, bukan, bukan karena itu, tapi orang mengenalnya sebagai desainer muda dengan karya karya yang luar biasa.
Cerpen Karangan: Belinda Safitri
Facebook: Belinda Safitri
Comments
Post a Comment